ITK50 : Barracuda Gen, Day and Night in 3 years
- Rivalni Septiadi
- Jul 26, 2017
- 2 min read

Pernah kah kamu merasa jika berkorban untuk orang lain hanya akan menyisakan penyesalan dalam dirimu? Merasa segalanya hanya akan sia-sia, karena kamu berpikir mengenal setiap pribadi dari mereka akan menambah beban dan menambah memori dalam dirimu. Mengenal dan mencoba mengerti satu orang saja akan terasa sulit, bagaimana mengenal puluhan orang yang memiliki pribadi yang berbeda-beda dalam waktu yang begitu singkat. Mengenal dan mengenal lebih dalam sehingga suatu saat datang hari yang terasa menjadi hari terakhir untuk mengenal mereka lebih dalam lagi. Banyak waktu terlewati, banyak kenangan yang dimiliki, banyak perdebatan yang sudah terlewati, banyak hari-hari menyenangkan, membosankan bahkan hari-hari terasa ‘yah lo lagi lo lagi’ terlewati. Dari masa perkenalan yang terpaksa menjadi perkenalan yang menyesakkan kenangan yang ingin terulang lagi. Datang hari dimana kita saling berharap dan mendoakan setiap pribadi akan menjadi orang yang bermanfaat dan sukses kedepannya, menjadi ‘orang’ yang saling mengingat walau sudah tidak berada di satu lingkungan lagi.
Metamorfosa sangat terasa sekarang, bukan mungkin lagi, tapi ini terasa karena pada akhirnya kita tidak akan bertemu sesering dulu, tidak bisa sekedar basa-basi setiap saat, bertemu pun akan terasa sulit karena kita akan memiliki zona waktu kita sendiri. Pasti kita akan merindukan satu sama lain, walau kita tak benar-benar saling mengenal, walau kita saling mengenal lebih dalam, walau kita dulu pernah dekat sekali menjadi tidak dekat, walau kita dulu tidak dekat menjadi dekat, walau kita hanya sekedar tahu tanpa mengenal lebih dalam. Ketahuilah waktu itu adalah waktu favorit bagi kita. Masa-masa tiga tahun bersama bukanlah waktu yang singkat, tapi sudah membentuk mozaik wajah ITK50 yang sejatinya. Dari delapan puluh lebih kepala menjadi satu kepala, merubah pribadi kita masing-masing menjadi lebih dewasa dalam berpikir.
ITK50…
Bagi Ai adalah keluarga yang tanpa ada dalam kartu keluarga tapi sangat bermakna dan menjadi salah satu faktor semangat selama kuliah, menjadi inspirasi di saat tak lagi ada inspirasi. Setiap pribadi yang ada di dalamnya begitu memberi kenangan yang tentu bukan hanya cerita di masa kuliah, tapi menjadi salah satu cerita hebat dalam hidup ini. Bersama kalian, Ai sudah mendapatkan kesempatan untuk melakukan banyak hal yang sudah berdampak dalam kehidupan ini. Tak ada rasa penyesalan sedikitpun sudah melewati hari-hari di kampus bersama kalian. Terima kasih sudah menjadi bagian dalam Story of my life. Terima kasih sudah memberikan senyuman terbaik kalian selama ini. Terima kasih atas segalanya.
Terima kasih…
Cindy, Rina F, Haris, Ihsan, Slamet, Yuky, Desti, Bagja, Mutia R, Aris, Karizma, Rendy, Ira, Maysell, Upeh, Tika, Willy, Sekar, Benni, Dhika, Eko, Haq, Novri, Imam, Daus, Mustafa, Upiq, Okto, Bunga, Aga, Rizza, Mala, Eliza, Fatimah, Teguh, Khair, Cahyo, Hariwanto, Akbar, Ilham, Shafira, Satria, Rivandy, Budi, Yudha, Azhar, Fela, Michel, Danar, Naufal, Sonny, Rosma, Dhita, Aiman, Wahyu, Agung Tri, Amar, Mahari, Wedi, Rara, Rizaldy, Mutiara Coti, Andre, Rifaldi, Bayu Hodan, Sunita, Agung Nug, Berri, Ajie, Akhdan, Rias, Mufty, Gilang, Kiya, Oghi, Bayu Osel, Bagus, Dio, Marta, dan Bari.
Comentários