top of page

Ki Hajar Dewantara : Cerminan Pemimpin Cerdas dalam Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madaya Mangun Karsa

  • Writer: Rivalni Septiadi
    Rivalni Septiadi
  • Aug 24, 2017
  • 3 min read

Kepemimpinan adalah kemampuan menggerakkan, memberi motivasi dan mempengaruhi orang–orang agar bersedia melakukan tindakan – tindakan yang terarah pada pencapaian tujuan melalui keberanian mengambil keputusan tentang kegiatan yang harus dilakukan. Seorang pemimpin menggunakan kemampuan dan kecerdasannya dengan memanfaatkan potensi yang ada dalam kelompok untuk memenuhi harapan kelompoknya. Pemimpin berusaha melibatkan anggota kelompok untuk mencapai tujuan. Kemampuan untuk menggerakkan, mengarahkan dan mempengaruhi anggota kelompok sebagai wujud kepemimpinannnya. Kesanggupannya untuk mempengaruhi ke arah tujuan tertentu sebagai indikator keberhasilan seorang pemimpin.

Ki Hajar Dewantara adalah tokoh dan pelopor pendidikan di Indonesia, yang mendirikan Perguruan Taman Siswa di tahun 1922. Di dalam mengelola perguruan tersebut, Ki Hajar memiliki moto dalam bahasa jawa yang berbunyi: Ing ngarso sung tulodho, ing madaya mangun karsa, tut wuri handayani. Moto tersebut pada mulanya ditujukan untuk menjadi pedoman untuk membangun kultur positif antara guru dan murid, namun dalam perkembangannya konsep tersebut digunakan menjadi konsep kepemimpinan, yang khas dan asli di Indonesia.

Ki Hajar Dewantara memiliki trilogi yang menjadi cerminan kepimpinannya selama menjadi kepala sekolah yaitu berarti bahwa pemimpin yang berada di depan hendaknya memberi contoh. artinya di tengah – tengah. berarti membangkitkan atau dan . artinya mengikuti dari belakang dan berarti memberikan dorongan moral atau dorongan semangat.

Sorang pemimpin hakikatnya harus bisa berperilaku Ing Ngarsa Sung Tuladha, maka ia merupakan tokoh panutan. Untuk itu pemimpin harus mempunyai nilai lebih dari pada pengikutnya atau kelompok masyarakat yang dipimpinnya. Hal ini sangat penting agar ia mampu melaksanakan tugas selaku pemimpin.

Keteladanan kepala sekolah merupakan karakter/kepribadian yang dimiliki kepala sekolah dan dapat memberi contoh serta dapat dijadikan salah satu pijakan oleh warga sekolah untuk melakukan sesuatu. Semua tingkah laku dan sikap yang dilakukan kepala sekolah sangat berpengaruh terhadap sikap karyawan, pamong dan siswa sehingga kepala sekolah harus bisa menjaga kepercayaan terhadap dirinya. Contoh dari keteladanan kepala sekolah yaitu tanggung jawab merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang seharusnya dilakukan.Sikap tanggung jawab kepala sekolah tercermin ketika sedang ada kegiatan di luar sekolah, selalu menyempatkan waktunya walaupun hanya sebentar datang ke sekolah untuk melihat dan memastikan bahwa tidak ada masalah di sekolah.

Kepala sekolah merupakan orang yang jujur terutama masalah keuangan. Kepala sekolah selalu transparan dan selalu membuat laporan keuangan bulanan yang disusun dalam satu tahun. Dalam laporan tersebut tercantum transaksi dan penerimaan dana dan keadaan keuangan. Laporan keuangan ini disampaikan juga kepada wali murid pada awal tahun ajaran baru. Pemimpin yang baik harus taat dan rajin beribadah. Kepala sekolah melakukan sholat berjama’ah dengan pamong dan siswa–siswinya.

Sikap mendengarkan orang lain merupakan sikap menghargai pendapat atau saran orang lain.Sikap ini dimiliki kepala sekolah yang dapat dilihat ketika kepala sekolah mengadakan rapat yang dilaksanakan setiap bulan sekali. Dalam rapat kepala sekolah selalu memberikan kesempatan bagi anggota rapat yang ingin memberikan usulan, sharing, ataupun memberikan masukan terhadap permasalahan yang ada di sekolah. Di luar jam sekolah, kepala sekolah selalu membuka waktu jika ada pamong atau siswa yang ingin meminta bantuan atau menyampaikan permasalahan melalui alat komunikasi.

Ing Madya Mangun Karsa mengandung arti bahwa seorang kepala sekolah jika berada di tengah – tengah pengikutnya, harus mampu memberikan motivasi agar semua bisa mempersatukan semua gerak dan perilaku secara serentak untuk mencapai tujuan bersama.

Kepala sekolah merupakan motor penggerak bagi sumber daya sekolah (guru, karyawan dan siswa). Jika motivasi kerja yang diberikan tinggi maka produktivitas juga tinggi begitu juga jika motivasi kerja rendah maka produktivitas yang dihasilkan akan rendah. Jadi, kepala sekolah harus mempunyai motivasi yang tinggi sehingga diharapkaan mampu menjadi orang yang memberikan semangat kepada sumber daya sekolah.

Tut Wuri artinya mengikuti dari belakang dan Handayani berarti memberikan dorongan moral atau dorongan semangat. Sehingga artinya Tut Wuri Handayani ialah seseorang harus memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari belakang. Maksud dari Tut Wuri Handayani adalah kepala sekolah harus memberikan kebebasankepada warganya untuk dapat mengembangkan kreatifitasnya dan memberi pengarahan jika diperlukan. Kebebasan kepala sekolah diberikan untuk semua warga sekolah yang dipimpinnya. Kepala sekolah mengimplementasikan melalui pendelegasian tugas dan kewenangan kepada masing–masing staf dan siswa.

Comments


You Might Also Like:
IMG_1975
IMG_1961
DSC_1697
2
IMG_6903
DSC_4846
DSC_4935
DSC_4792
DSC_4905
DSC_4876
DSC_4878
DSC_4937
DSC_4845
DSC_4962
DSC_4820
DSC_4961
DSC_4843
DSC_4604
DSC_4820
About Me

I Rivalni Septiadi, am student (Marine Science and Technology, Bogor Agricultural University) and writer living in Bogor, Indonesia. 

 

Read More

 

Join my mailing list

Search by Tags

© 2023 by Rivalni Septiadi. Proudly created with Wix.com

bottom of page